Tidur yang yang berkualitas amat berperan dalam pertumbuhan dan
perkembangan kesehatan fisik dan mental, terutama pada bayi. Namun,
beberapa masalah kesehatan pada anak dapat timbul akibat waktu tidur
yang kurang, kebiasaan sebelum tidur, hingga posisi ketika tidur.
Pada bayi, posisi tidur yang diyakini paling aman saat ini adalah
posisi telentang. Namun, terdapat beberapa kondisi di mana anak
mendapatkan manfaat lebih jika tidur dalam posisi tengkurap, seperti:
- Anak yang memiliki gejala refluks gastroesofageal (kembalinya isi lambung ke kerongkongan)
- Anak yang mengalami kelainan bentuk pada saluran napas (terjadi pada sindrom Pierre Robin, sindrom down, dan lain-lain)
- Anak yang lahir prematur dan mengalami masalah saluran pernapasan. Posisi tengkurap pada bayi baru lahir prematur diyakini dapat memperbaiki aliran oksigen dari paru-parunya
Pada bayi di bawah usia 1 tahun, posisi tengkurap dapat meningkatkan
risiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome atau sindrom kematian bayi
secara mendadak). Namun tidak hanya posisi tengkurap, faktor risiko lain
yang dikaitkan dengan peningkatan risiko SIDS antara lain ibu perokok,
perawatan antenatal (sebelum melahirkan) yang buruk, ibu hamil usia
muda, bayi kurang bulan atau dengan berat lahir rendah, jenis kelamin
bayi laki-laki, dan alas tidur yang sangat lembut.
Usia berapakah paling rentan terjadi bayi mati mendadak? Halaman berikutnya penjelasan selengkapnya.
Frekuensi kejadian SIDS ini lebih tinggi pada bayi usia 1-3 bulan.
Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi diyakini bahwa bayi yang
tengkurap memperoleh asupan oksigen lebih rendah dan mengeluarkan karbon
dioksida lebih sedikit ketika ia tidur tengkurap.
Temuan lainnya menyebutkan, karena belum sempurnanya perkembangan
bagian dari otak yang berperan untuk membangunkan diri sendiri ketika
berada dalam situasi berbahaya, dalam hal ini bila asupan oksigen
berkurang.
Tidur dalam posisi telentang merupakan rekomendasi posisi paling aman
untuk sebagian besar bayi pada 6 bulan pertama kehidupan mereka,
kecuali bila terdapat kontraindikasi medis tertentu.
Bentuk tengkorak bayi juga dapat terpengaruh apabila ditempatkan
dalam posisi yang sama. Hal ini sebetulnya tidak mempengaruhi
pertumbuhan otaknya dan pada kebanyakan bayi bentuknya akan kembali
normal seiring dengan pertumbuhan.
Namun untuk mencegah bentuk bagian belakang kepalanya rata, strategi
yang utama adalah dengan memastikan bahwa ketika bayi terjaga (bukan
ketika tidur), ia berada dalam posisi tengkurap atau bergantian dalam
posisi selain telentang, minimal 15 menit selama beberapa kali sehari.
Tengkurap saat terjaga penting untuk perkembangan anak untuk melatih
kemampuan motoriknya, seperti melatih otot lehernya mengangkat kepala
atau menggunakan tangannya untuk bermain.
Strategi lainnya yang dapat diterapkan orangtua untuk mencegah bentuk
kepala belakang rata adalah tidurkan bayi dalam posisi telentang, namun
ubah posisi kepalanya bergantian ke kiri atau kanan secara perlahan.
Jangan meletakkan bayi terlalu lama di dalam car seat atau kereta bayi
dan gunakan gendongan bayi untuk menggendong.
Pada prinsipnya, memposisikan anak telentang ketika tidur dan
tengkurap saat bermain akan lebih baik untuk kesehatannya. Untuk
mempermudah Si Kecil tidur telentang, letakkan bantal atau selimut yang
nyaman di dekapannya. Apabila Si Kecil ingin tidur tengkurap, pastikan
bahwa anak Anda sehat, Anda dan si kecil tidak memiliki faktor risiko
SIDS di atas, anak sudah mampu untuk membalikkan badannya sendiri dan
mengangkat kepalanya, serta selalu berada dalam pengawasan Anda.
Untuk semua jenis usia anak (0 hingga 12 tahun), posisi telentang
masih merupakan posisi tidur yang terbaik apabila tidak terdapat
kontraindikasi medis tertentu. Karena, tidur tengkurap tidak dapat
menyangga bentuk anatomis normal tulang belakang, sehingga dalam jangka
waktu lama dapat mengubah bentuk tulang belakang seperti hiperlordosis
(tulang belakang lumbar melengkung ke depan menjauhi garis normal),
serta dapat menambah beban pada beberapa otot dan sendi yang dapat
memicu keluhan kesemutan, mati rasa, dan nyeri.
Jangan lupa di share ya :)
Amankah Jika Si Kecil Tidur Tengkurap?
4/
5
Oleh
Baca berita